Perbedaan Agency dan Production House. Bedanya apa? Asik yang mana?
- Sausan Bilqis
- 6 days ago
- 2 min read
Tipikal yang didengar anak agency: “Biasalah, budak agency, kerja 25/7.” Yang didengar anak PH: “Orang industri ye, crew call tiap jam 5 pagi.”

Dari dua pernyataan di atas bisa kita tarik sebuah asumsi kenapa budak agency kerja 25/7? Ya, karena jasa yang disediakan cukup banyak. Dari strategi pemasaran sampai campaign yang cakupannya beragam (sosmed, PR, periklanan, dsb).
Di sisi lain, Production House (PH) fokus menyediakan jasa pembuatan konten audio-visual (TVC, Film pendek, company profile, dsb) baik konsep kreatifnya maupun teknis produksinya. Fresh Graduate banyak mendambakan kehidupan di ibu kota, dengan lanyard dari perusahaan agensi atau PH. Sekarang, kita coba kupas perbedaan Agency dan Production House untuk cari tahu mana yang lebih asik:
KLIEN
Mata air (mu ada di sini~) Kedua perusahaan ini sama-sama bersumber dari Klien (Brand). Namun, keduanya bisa saling kerja sama. Misalnya, agency punya rancangan campaign yang membutuhkan audio-visual content untuk campaign tersebut. Nah, bisa banget collab dengan PH untuk kebutuhan teknis produksinya atau menyusun ideation dari awal bersama. Agency kasih brief (objektif, tema, dan pesan utama). PH tinggal kelola itu jadi concept deck atau storyboard. Terus, PH nyediain kebutuhan teknisnya (lokasi, kru, gear, aktor–aktris dan lainnya).

OUTPUT
Jadi, output dari PH cuma audio-visual aja? Iya dan beragam rupanya (TVC, film pendek, Digital ads, Company profile, dll). Kalau agency? Balik lagi fokus utama agencynya apa. Ada yang full services, periklanan, public relations, digital creative, social media agency dan sebagainya. Yang pasti, hasil dari rencana strategis agency biasanya diukur melalui ‘Objective Key Result’ (OKR) dan ‘Key Performance Indicator’ (KPI) mereka.

WORKFLOW
Dalam PH, proses kerja biasanya sama seperti pada produksi audio-visual pada umumnya mulai Pra-produksi (Meeting, Developing, Casting, etc), Produksi (Shooting), dan Paska-produksi (Offline editing & Online editing). Sementara Agency melibatkan riset pasar, rancangan strategi, pengembangan ide kreatif, produksi, distribusi, dan reporting (evaluasi).

TEAM
Anggota tim PH memiliki struktur yang sama umumnya ada produserial, sutradara, penulis naskah, departemen kamera, art department, sound department, editor, dan lainnya. Agency, kembali pada regulasi struktur kerja mereka biasanya terbagi menjadi beberapa divisi mulai dari divisi kreatif, media, account executive, dan lainnya.

CULTURE
Budaya dari agency dikenal cukup ‘hustle’ karena pace kerja yang dituntut cepat lantaran standar target yang tinggi. PH karena project based bisa ada ‘masa’ nya hustling atau balance. Namun, semua kembali kepada kebijakan perusahaan masing-masing yang membentuk budaya kerjanya. Kadang sih, timeline juga berpengaruh hehehe.
Kalau Cinemajestic Pictures punya budaya yang mengutamakan kolaborasi. Open discuss kebutuhan brand yang produksinya value-based karena kualitas video adalah yang utama. Hasil produksi audio-visual kami juga sudah beragam. Bisa dicek melalui cinemajesticpictures.com atau follow Instagram kami di @cinemajesticpictures.
Jadi, mana yang lebih asik? Ya balik ke passion masing-masing.





Comments